Penurunan Tabungan Masyarakat Indonesia di 2025

Jakarta, mediarilisnusantara.com – Data terbaru dari Mandiri Institute menunjukkan bahwa tren tabungan masyarakat Indonesia mengalami penurunan sepanjang tahun 2025, terutama pada kelompok berpenghasilan rendah.

Indeks tabungan untuk kelompok dengan saldo rata-rata di bawah Rp 1 juta turun ke level 79,6 pada Mei 2025, menurun sebesar 6,3 poin dibandingkan Mei 2024 yang tercatat 85,9.

Kelompok menengah dengan saldo Rp 1 juta hingga Rp 10 juta hanya mengalami penurunan tipis dari 100,9 menjadi 100,8, sementara kelompok atas dengan saldo di atas Rp 10 juta turun dari 96,7 menjadi 93,3 pada periode yang sama.

Baca juga: Tips Investasi Saham: Kenali Risiko dan Strategi Tepat

Menurut Andre Simangunsong, Kepala Mandiri Institute, penurunan ini mencerminkan sedikit melemahnya daya beli, khususnya di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah yang paling terdampak.

Namun, terdapat indikasi perbaikan pada pertengahan Mei 2025, di mana indeks tabungan kelompok bawah mulai meningkat dari titik terendah pada April.

Adanya kenaikan pendapatan di sebagian masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dianggap sebagai sinyal positif untuk pemulihan ekonomi masyarakat kelas bawah.

Penurunan indeks tabungan ini juga berkaitan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang melemah.

Baca juga: Fadli Zon Bahas Ekonomi Budaya dan Kolaborasi Global di WAVES Summit Mumbai

Hingga Maret 2025, pertumbuhan DPK hanya mencapai 4,75 persen secara tahunan, lebih rendah dibandingkan 7,44 persen pada Maret 2024 dan jauh di bawah pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 11,4 persen.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa penurunan DPK ini disebabkan oleh menurunnya tabungan kelompok bawah dan menengah serta pergeseran alokasi dana masyarakat ke instrumen investasi lain seperti emas.

Fenomena ini juga diperkuat oleh data survei konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa porsi tabungan masyarakat terus menurun menjelang Lebaran 2025, mencapai level terendah sejak Desember 2021.

Hal ini mencerminkan perubahan prioritas pengeluaran masyarakat yang lebih fokus pada kebutuhan pokok dan konsumsi, sehingga porsi tabungan menjadi berkurang.

Baca juga: Utang Petani Dihapus, Ketua DPN HKTI Apresiasi Prabowo Atasi Masalah 25 Tahun

Kondisi ini memberikan gambaran penting bagi pemangku kebijakan dan masyarakat luas tentang tantangan ekonomi yang dihadapi, terutama dalam menjaga kesehatan keuangan masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah.

Peningkatan pendapatan dan kesadaran menabung menjadi kunci untuk memperkuat ketahanan ekonomi rumah tangga di tengah dinamika ekonomi global dan domestik yang masih penuh ketidakpastian.

Foto: Bank Indonesia