Jakarta, mediarilisnusantara.com – Saat ini, mayoritas konstruksi bangunan masih mengandalkan rangka beton bertulang. Dalam kasus bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat sedang rangka baja sebagai material struktur utama masih jarang.
Kekuatan tarik beton biasanya berada dalam kisaran 9% hingga 15% dari kekuatan tekannya. Meskipun demikian, volume dan berat material ini yang cukup besar merupakan kelemahan yang signifikan.
Baca Juga: Blibli Menggelar Private Placement Dengan Menerbitkan 9,4 Miliar Saham Baru
Untuk mengatasi keterbatasan ini, tulangan baja dimasukkan ke dalam struktur beton, yang memungkinkannya menahan gaya tarik dengan lebih baik. Peningkatan ini mendorong minat yang lebih besar pada struktur rangka baja, yang masih relatif kurang dimanfaatkan.
Keunggulan baja dibandingkan beton dalam berbagai parameter berkontribusi pada tren ini. Baja menawarkan kekuatan tarik dan tekan yang tinggi sekaligus memiliki bobot struktural yang lebih ringan dibandingkan dengan beton, sehingga menghasilkan pondasi dengan kebutuhan beban yang berkurang.
Konstruksi beton bertulang terdiri dari berbagai komponen pembentuk yang saling terhubung untuk menciptakan struktur yang lengkap. Komponen-komponen tersebut meliputi kolom, balok, pelat lantai, dan elemen tambahan.
- Kolom
Kolom adalah elemen struktural vertikal yang berfungsi untuk mendukung beban dari balok dan memiliki gaya tekan aksial yang dominan. Keruntuhan kolom merupakan titik kritis yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada struktur. Oleh karena itu, keruntuhan kolom dalam suatu struktur adalah perencanaan yang harus dilakukan dengan perhatian yang lebih besar.
Baca Juga: Bareskrim Polri Melakukan Pemeriksaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Terkait Dugaan Fraud IPO
Fungsi utama kolom adalah menahan beban aksial tekan vertikal, pada bagian tertinggi kolom yang tidak didukung harus memiliki dimensi lateral terkecil setidaknya tiga kali lipat. Selain itu, kolom juga berperan dalam mentransfer beban dari tingkat atas ke tingkat bawah hingga mencapai tanah melalui pondasi.
- Balok
Menurut Standar Nasional Indonesia, balok adalah komponen struktural yang berperan dalam mendistribusikan beban ke kolom. Elemen ini menerima gaya yang bekerja secara transversal yang mengakibatkan terjadinya momen lentur dan gaya geser pada bentangnya.
Balok memiliki fungsi untuk menyalurkan beban dari pelat ke kolom yang berperan sebagai penyangga vertikal. Dalam proses pengecoran balok terintegrasi dengan pelat, dengan tulangan yang terletak di bagian atas dan bawah sehingga balok mengalami dua jenis gaya, yaitu tekan dan tarik, yang timbul akibat pengaruh lentur dan gaya lateral.
Pada balok akan muncul momen lentur yang menyebabkan deformasi lentur (regangan) pada balok tersebut. Regangan ini menghasilkan tegangan yang harus ditanggung oleh balok, yaitu tegangan tekan di bagian atas dan tegangan tarik di bagian bawah.
- Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan struktur tiga dimensi dengan permukaan yang datar dan lurus, serta memiliki ketebalan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan dimensi lainnya. Pelat dapat dimodelkan menggunakan elemen tiga dimensi yang memiliki ketebalan, panjang, dan lebar.
Fungsi utama pelat lantai digunakan untuk mendukung beban yang kemudian akan diteruskan ke struktur di bawahnya. Umumnya, pelat lantai terbuat dari beton bertulang yang diikat dengan kawat bendrat, dan tidak terikat pada permukaan pelat.
Diameter, jarak antar tulangan, serta posisi tulangan tambahan ditentukan berdasarkan bentuk pelat dan kapasitas yang digunakan. Dalam perencanaan pelat beton bertulang, penting untuk mempertimbangkan tidak hanya beban yang akan diterima, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di titik tumpuan.
Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan mempengaruhi besarnya momen lentur yang terjadi pada pelat
(Tea)