Harga Rumah Semakin Mahal, Gen Z Diramalkan Kesulitan Miliki Hunian

Jakarta, mediarilisnusantara.com – Generasi Z (Gen Z), yang lahir antara 1997 hingga 2012, menghadapi tantangan besar dalam memiliki hunian di masa depan. Menurut Adrian Wijanarko, Ketua Program Studi Manajemen Universitas Paramadina, beban finansial yang mereka tanggung tak hanya datang dari mahalnya biaya tempat tinggal, tetapi juga dari berbagai pengeluaran lain yang kian membengkak.

“Gen Z punya tekanan internal yang cukup berat,” ujar Adrian dalam diskusi Universitas Paramadina bertajuk Gen-Z & Work Ethic Problem pada Jumat (25/10/2024). “Misalnya, mereka harus memikirkan biaya hidup orang tua yang sudah pensiun sambil menanggung biaya kuliah adik. Ini bikin banyak dari mereka merasa tertekan.”

Lebih dari itu, Gen Z juga menghadapi tekanan eksternal yang tidak kalah berat. Setelah pandemi Covid-19, generasi ini merasa masa depan mereka semakin tidak menentu, ditambah dengan ketidakpastian ekonomi global yang memperparah kecemasan soal stabilitas finansial.

Baca Juga: Presiden Prabowo Bangga Enam Peraih Adhi Makayasa Duduki Posisi Strategis di Kabinet




Masalah lainnya adalah literasi keuangan yang rendah di kalangan Gen Z. Ini membuat mereka kerap kesulitan mengelola keuangan pribadi. Adrian juga menyoroti belum optimalnya kebijakan pemerintah dalam pengadaan perumahan untuk generasi muda, sehingga makin mempersempit peluang Gen Z untuk membeli rumah. “Harga rumah sudah terlalu tinggi, dan tabungan mereka kerap terpakai untuk membantu kebutuhan keluarga,” jelasnya.

Dalam riset yang dilakukan bersama Continuum, ditemukan bahwa 62 persen Gen Z mengutamakan penghargaan terhadap harga diri saat mencari pekerjaan, termasuk dalam hal gaji dan kompensasi. Bagi mereka, kecocokan nilai pribadi dengan perusahaan jadi pertimbangan penting. Jika tidak sesuai, mereka cenderung lebih mudah berpindah pekerjaan.

Selain itu, ketidakpastian ekonomi global juga memperburuk situasi lapangan kerja yang makin terbatas. Bahkan, Gen Z semakin selektif dalam memilih perusahaan dan mengharapkan budaya kerja yang nyaman serta atasan dan rekan kerja yang mendukung.

Baca Juga: Israel Serang Iran, AS Sebut sebagai Latihan Pertahanan Diri





“Gen Z ingin pekerjaan yang menawarkan hasil cepat, seperti kompensasi setelah proyek selesai,” ungkap Adrian. “Mereka ingin lebih fleksibel dalam memilih benefit, seperti tunjangan transportasi, komunikasi, dan lainnya.”

Gen Z tampaknya tidak hanya mengutamakan besarnya kompensasi, tapi juga nilai yang sesuai dengan aspirasi mereka. Hal ini tentu memberi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk lebih memahami kebutuhan dan ekspektasi generasi muda ini.

 

Sumber: INews.com

 

(Efrain)