Flu Burung Mutasi, Kucing Jadi Ancaman Baru?

Jakarta, Mediarilisnusantara.Com – Sebuah temuan terbaru dari Amerika Serikat mengungkap adanya mutasi baru pada virus flu burung. Yang lebih mengkhawatirkan, kucing peliharaan kini diidentifikasi sebagai salah satu potensi pembawa virus ini. Temuan ini pertama kali dilaporkan oleh Kompas Health dan DetikHealth.

Studi terbaru menunjukkan bahwa kucing memiliki reseptor yang memungkinkan virus flu burung menempel dengan mudah. Hal ini membuat kucing rentan terinfeksi dan berpotensi menularkan virus pada manusia. Meskipun kasus penularan dari kucing ke manusia belum banyak dilaporkan, para ahli tetap waspada.

Baca juga Apa Saja Jenis Barang dan Jasa yang Kena PPN 12 Persen Mendatang



“Keberadaan bulu burung di dekat tubuh kucing menunjukkan bahwa mereka mungkin telah memakan burung liar yang terinfeksi,” ujar salah satu peneliti dalam studi tersebut. Ini menjadi indikasi kuat bahwa kucing dapat menjadi jembatan penyebaran virus dari burung ke mamalia lain, termasuk manusia.

Virus flu burung H5N1 yang menjadi sorotan kali ini memang telah lama menjadi ancaman bagi unggas. Namun, mutasi terbaru membuat virus ini semakin adaptif dan berpotensi menginfeksi berbagai jenis hewan, termasuk manusia.



Para ahli kesehatan hewan dan manusia kini bekerja sama untuk memahami lebih lanjut tentang mutasi baru ini dan dampaknya terhadap kesehatan publik. Mereka juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari kontak langsung dengan hewan yang sakit.

Baca juga Apa itu Stem Cell yang Belakangan ini Jadi Perbincangan?



Bagi pemilik kucing, disarankan untuk lebih waspada dan segera membawa kucing peliharaan ke dokter hewan jika menunjukkan gejala sakit. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain lesu, nafsu makan menurun, kesulitan bernapas, dan diare.

Penting bagi kita semua untuk mengikuti perkembangan informasi terkait flu burung ini. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Sumber : Kompas Health, DetikHealth

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence




(Ken)