Dari Harapan ke Kenyataan: Kerugian Besar yang Menimpa Jaya Agra Wattie

JAKARTA, mediarilisnusantara.com – PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA) menghadapi tantangan besar dengan kerugian yang terus membengkak. Dalam semester I 2023, perusahaan ini mencatat kerugian mencapai Rp172,6 miliar, meningkat dari Rp89,4 miliar pada tahun sebelumnya.

Penurunan pendapatan dan meningkatnya beban operasional menjadi penyebab utama masalah ini. Penjualan JAWA turun 16,75% menjadi Rp446,7 miliar akibat rendahnya permintaan minyak kelapa sawit dan dampak fenomena El Nino.




Baca Juga: Saham Fortune Indonesia Tbk Melonjak 15,23% Ke Level Tertinggi Sepanjang Masa

Hutang JAWA juga terus meningkat, mencapai Rp3,57 triliun per Juni 20231. Dengan Debt to Equity Ratio (DER) yang mencapai 5.513,67%, perusahaan ini berada dalam posisi keuangan yang sangat tidak sehat.

Hal ini diperburuk oleh Current Ratio (CR) yang rendah di angka 46,68%, menunjukkan kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Baca Juga: Analisis Harga Emas: Waktu Yang Tepat Untuk Berinvestasi

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. Saham JAWA mengalami penurunan nilai yang signifikan dan dianggap tidak menarik untuk dibeli.




Dalam lima tahun terakhir, perusahaan ini belum mampu mencatatkan laba bersih, yang menunjukkan masalah struktural dalam manajemen dan operasi.

Baca Juga: Sritex, Ikon Tekstil Indonesia Dinyatakan Pailit, Ribuan Pekerja Terancam PHK

Penting bagi JAWA untuk melakukan efisiensi biaya dan meningkatkan penjualan agar dapat memperbaiki kondisi keuangannya. Tanpa langkah strategis, perusahaan berisiko menghadapi situasi yang lebih parah di masa depan.

Investor perlu mempertimbangkan risiko tinggi sebelum berinvestasi di saham JAWA mengingat situasi keuangannya yang kritis dan potensi kerugian lebih lanjut.



(Tea)