Bursa Saham Eropa Tertekan: Janji Stimulus China Tak Memenuhi Harapan Investor

Jakarta, mediarilisnusantara.com – Bursa saham Eropa jatuh setelah janji terbaru China untuk mendukung ekonominya mengecewakan para investor yang berharap akan adanya gelombang stimulus baru.

Indeks Stoxx 600 turun 0,7% karena para pejabat China hanya mengulangi janji-janji mereka untuk memenuhi target-target ekonomi dan menahan diri untuk tidak menyebutkan langkah-langkah lebih lanjut untuk mendongkrak perekonomian.

Saham-saham pertambangan dan barang mewah Eropa, sektor-sektor yang paling terekspos terhadap China, mengalami penurunan terbesar, seperti saham Kering SA dan Burberry Plc turun lebih dari 5%.




Baca Juga: Emas Antam Hari Ini: Harga Terbaru dan Tren Penurunan

Saham-saham China yang terdaftar di AS jatuh pada perdagangan pre-market sebelumnya, indeks saham China di Hong Kong jatuh paling banyak dalam satu hari sejak tahun 2008. Pasar komoditas juga merasakan dampaknya, harga minyak tergelincir di bawah US$80.

“Antusiasme seputar stimulus China agak memudar,” kata Benoit Anne, direktur investasi di MFS Investment Management.

Baca Juga: Supermarket Wajib Memiliki Sertifikat Halal, Walaupun Jual Produk Non-Halal



Anne mengatakan, bagaimanapun juga, sentimen risiko tetap kuat secara keseluruhan, dengan tingkat suku bunga yang ditetapkan untuk turun di AS dan Eropa, meskipun telah tertekan oleh faktor China, kenaikan imbal hasil obligasi, dan konflik di Timur Tengah.

Namun, imbal hasil obligasi tergelincir sedikit, setelah naik melebihi 4% pada Senin (7/10/2024) karena para investor membatalkan taruhan mereka terhadap pemangkasan tingkat suku bunga Federal Reserve.

Baca Juga: Perubahan Peraturan Pajak Penghasilan di Indonesia, Hingga Peraturan Terbaru 2024



Fokus pasar saat ini akan tertuju pada data inflasi AS yang akan dirilis pada Kamis (10/10/2024), untuk mengukur jalur pelonggaran kebijakan The Fed.

Di antara para pendorong saham, saham Super Micro Computer Inc naik lebih dari 2,5% pada perdagangan pra-pembukaan setelah data pengapalan menunjukkan permintaan yang kuat untuk server-servernya.

Di Eropa, pembangun rumah Vistry Group Plc turun sebanyak 36% setelah memangkas perkiraan labanya.

(Tea)