Jakarta, Mediarilisnusantara.Com – Stem cell atau sel punca menjadi topik hangat di Indonesia belakangan ini, terutama karena potensi penggunaannya dalam bidang kedokteran. Stem cell adalah sel yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel yang berbeda di dalam tubuh, membantu dalam regenerasi jaringan dan penyembuhan penyakit.
Dr. Yetty Ramli dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memberikan penjelasan bahwa stem cell adalah sel biologis yang menjadi jejak utama DNA dan mempunyai kemampuan untuk meremajakan diri. “Stem cell berfungsi untuk mengatasi kerusakan di dalam tubuh dan melakukan regenerasi, sehingga sel tubuh yang rusak akan digantikan oleh stem cell,” ujar dr. Yetty dalam wicara daring di Jakarta.
Sel punca dapat dibagi menjadi beberapa jenis, termasuk sel punca embrionik, yang berasal dari embrio dan memiliki potensi untuk berdiferensiasi menjadi semua jenis sel di dalam tubuh, serta sel punca dewasa, yang ditemukan di jaringan tertentu dan memiliki potensi diferensiasi yang lebih terbatas.
Baca juga Gula Musuh Terbesar Kulit? Begini Cara Gula Rusak Kecantikanmu
Dalam pengobatan, stem cell diharapkan dapat digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk kanker, diabetes, stroke, dan penyakit degeneratif lainnya. Misalnya, untuk stroke, stem cell dinilai dapat bekerja lebih cepat dan efektif, terutama jika diberikan dalam fase akut. “Hasilnya dramatis sekali, hari ini kita suntik, besoknya pasien sudah kembali normal,” kata dr. Yetty.
Namun, penggunaan stem cell tidak tanpa kontroversi. Di Indonesia, metode ini masih sangat diperdebatkan terutama dari sisi etika dan biaya yang mahal. Beberapa rumah sakit besar sudah mulai menawarkan layanan ini, namun belum semua orang dapat mengaksesnya karena harga yang tidak murah.
Dr. Arief Budi Witarto dari LIPI menjelaskan bahwa teknologi stem cell memiliki potensi besar untuk mengobati penyakit yang dianggap sulit disembuhkan. “Pemanfaatan stem cell dalam klinis sangat memungkinkan karena teknologi ini mempunyai kemampuan regenerasi,” tegaskan Arief dalam artikel di situs UGM.
Baca juga Kurangi Gula, Tepung, dan Gorengan, Nikmati Hidup Lebih Sehat
Penggunaan stem cell juga memerlukan pemahaman dan penelitian lebih lanjut karena risiko yang bisa terjadi, seperti penolakan oleh tubuh atau kemungkinan terjadinya tumor. Oleh karena itu, seleksi donor stem cell sangat penting untuk memastikan tidak ada infeksi atau faktor risiko kanker dari sumber stem cell.
Pemerintah dan institusi kesehatan di Indonesia sedang berusaha untuk mengembangkan riset dan layanan stem cell agar lebih terjangkau dan aman. Siloam Hospitals, misalnya, telah mengumumkan pengembangan layanan stem cell pada tahun 2024.
Dengan adanya diskusi dan perhatian yang semakin besar terhadap stem cell, Indonesia berusaha untuk tidak tertinggal dalam kemajuan medis ini, membuka jalan bagi terapi yang lebih efektif dan berpotensi menyelamatkan banyak nyawa di masa depan.
Sumber: antaranews.com, ugm.ac.id, halodoc.com.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
(Ken)